Selasa, 15 November 2011
Pendidikan [?]
Pendidikan tinggi adalah jembatan kesuksesan. Siapa yang buat quotes ini? Apakah dia nggak kenal dengan Amancio Ortega, pemilik saham terbesar branded clothing seperti Zara, Pull and Bear, Massimo Dutti, dan lain-lain? Apakah dia tidak tahu tentang Ingvar Kamprad, founder IKEA? Atau apakah dia tidak pernah mendengar kisah hidup Bill Gates yang tidak pernah menyelesaikan kuliahnya? Tiga orang itu memiliki kekayaan puluhan milyar US dollar tanpa gelar sarjana, bahkan ada yang sudah putus sekolah dari SMA.
Para orang tua saat ini sibuk menyekolahkan anaknya tinggi-tinggi dengan embel-embel ‘supaya bisa sukses’. Apakah karena pengaruh sinetron Si Doel Anak Sekolahan? Tampaknya bukan. Atau paragraf di atas tercipta hanya karena pembenaran mahasiswa malas? Terlalu banyak pertanyaan, yang jelas tidak ada jaminan pendidikan tinggi dapat membuat kita dimuat dalam Forbes Magazine, atau dalam negerinya bersaing dengan Ciputra dan Sampoerna. Tidak juga ada jaminan kalau kita putus sekolah sekarang, akan menghiasi “Daftar Nama Orang Kaya yang Tidak Pernah Menyelesaikan Pendidikannya”.
Kalau orang yang tidak sarjana saja bisa jadi sukses. Harusnya yang sarjana bisa lebih dari itu. Apa iya?
Mungkin kuliah di universitas mahal atau universitas dengan passing grade tinggi bisa dijadikan semacam jaminan diterima di perusahaan asing macam Maersk Oil, Pixar, National Geographic atau perusahaan dengan pendapatan pegawai puluhan bahkan sampai ratusan juta. Tapi, tidak juga.
Lalu apa gunanya sekolah tinggi-tinggi?
Salah seorang pengajar pernah bilang, kalau kuliah jangan ngejar nilai. Nilai itu cuma bonus dari pendidikan. Nilai membuat kita diterima kerja, pendidikan membuat kita memiliki pekerjaan. Wow, kalau begitu saya tidak usah repot-repot memperbaiki IPK dong. Tapi, kalau mau melamar ke perusahaan-perusahaan di jalan protokol Jakarta. Syarat dilirik oleh HRDnya adalah memiliki IPK di atas 3,0. Kalau ingin membuat usaha sendiri butuh modal yang besar.
Jadi, mengejar pendidikan bonus nilai atau mengejar nilai bonus pendidikan? Ehm.. yang pasti sudah menjadi bonus sih uang bulanan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar